perkembangan embrio ayam
A.
Dasar Teori
Semua sel
berasal dari sel induk dengan cara pembelahan sel, yakni mitosis. Pembelahan
mitosis yang berulang-ulang mulai dari zigot samapi menghasilkan semua sel dari
individu dewasa disebut proliferasi sel. Perilaku kromosom dan gen selama mitosis
telah dihasilkan oleh pembelahan nitosis dari induk sel mempunyai genotip yang
sama dengan induk sel. Hal ini dimungkinkan oleh kemampuan gen (DNA) dan
kromosom berduplikasi dan tiap duplikat yang terbentuk didistribusikan sama
rata kepada 2 sel anak (Ferial, 2012).
Menurut Cipta (2012), ayam merupakan
hewan ovipar. Pembuahan terjadi di dalam tubuh induk dan telur dikeluarkan dari
tubuh sudah terbungkus oleh cangkang yang sangat kuat untuk melindungi embrio
di dalamnya. Setelah telur buahi sehingga menjelang menetas ternyata
menunjukkan perubahan-perubahan berat embrio dan bentuk tubuhnya. Untuk dapat
berkembang menjadi individu baru, telur ayam perlu dierami. Perkembangan embrio
pada saat masa pengeraman adalah yang paling mudah diamati. Adapun beberapa
tahap perkembangan embrio ayam yang dapat diamati dengan jelas adalah sebagai
berikut:
a.
Masa
pengeraman 16 jam
Adanya pertumbuhan yang cepat akan terlihat suatu
daerah lekukan yang pinggirnya bertanggul pada daerah blastodiscus. Daerah ini
disebut daerah primitive embrio nantinya akan berkembang anterior dari garis
ini.
b.
Masa
pengeraman 19-21 jam
Pada stadium ini anterior dari nodus hensen telah
berkembang dari sistem syaraf yang masih berupa lekuk neural dan terbentuk
lekukan kepala, anterior dari lipatan kepala terlihat bening.
c.
Masa
pengeraman 24-26 jam
Telah terbentuk 1 pasang somit lateral notochord,
somid berikutnya akan terbentuk posterion dari yang pertama setiap jam,
sedangkan lipatan kepala yang diikuti oleh pembentukan usus depan. Pada jam 35
akan terbentuk jantung yaitu dari mesoderm spandoris pada kaki, porta usus
depan.
d.
Masa pengeraman 33 jam
Jantung sudah mulai membelok kekanan dan sudah
terbentuk 1 pasang aorta dan vena vitelina, sistem-sistem saraf juga sudah
mulai berdiferensiasi.
e.
Masa
pengeraman 45-50 jam
Perubahan yang sangat jelas ditentukan adalah
terjadinya torsi.
Menurut Adnan (2013), Secara umum
periode embrio terdiri atas lima periode, yaitu:
1.
Periode
persiapan, hewan jantan dan betina disiapkan untuk melakukan perkawinan. Gamet
mengalami proses pematangan sehingga mampu melakukan pembuahan.
2.
Periode
pembuahan, keduanya kawin, gamet melakukan perjalanan ke tempat pembuahan,
kemudian kedua jenis gamet pun melakukan pembuahan.
3.
Periode
pertumbuhan awal, pertumbuhan sejak zigot mengalami pembelahan berulang kali
sampai saat embrio memiliki bentuk primitif, terdiri atas 4 tingkat, yaitu
tingkat pembelahan, blastula, gastrula, dan tubulasi.\
4.
Periode
antara (Transisi), perantaraan periode awal dan akhir. Di sini embrio mengalami
transformasi bentuk dan susunan tubuh secara beransur hingga mencapai bentuk
definitif.
5.
Periode
pertumbuhan akhir, pertumbuhan penyempurnaan bentuk definitif hingga kelahiran.
Pada aves beberapa hari sampai seminggu sebelum menetes.
Pada umur 21 jam
inkubasi, terbentuk lipatan kepala pada bagian anterior lipatan neural yang
selanjutnya akan berdifferensiasi menjadi kepala dan daerah anterior pada
embrio. Sementara itu pada bagian bawah ektoderem terbentuk kantung subsephal
atau sub sephalic pocket. Penutupan lipatan neural dimulai pada umur
inkubasi 21 – 24 jam. Pada umur 21 jam inkubasi, mesoderem mulai
berdifferensiasii menjadi somit (Adnan, 2006).
Bersamaan dengan invasi embrio ke
jaringan induk, sel trofoblast kemudian berdiferensiasi menjadi dua jenis sel
yaitu sel sitotrofoblast dan sel sinsitotrofoblast. Sel sinsitiotrofoblast
merupakan sel yang berukuran besar yang berkembang dari lapisan sitotrofoblast.
Sel ini aktif menghasilkan hormon untuk mentranspor zat makanan (Campbell,
2004).
B.
Tujuan Praktikum
1.
Mempelajari
lapisan embrional yang membentuk bakal organ.
2.
Mempelajari
tahap pembentukan organ pada berbagai umur embrio ayam.
C.
Prosedur Kerja
1.
Memilih
telur ayam kampung yang baik lalu menginkubasi selama 24 jam, 48 jam, dan 72
jam.
2.
Memecahkan
cangkang telur yang telah diinkubasi selama 24 jam dan menuangkannya ke dalam
cawan petri yang telah diberi NaCl fisiologis 0,9%.
3.
Mengamati
telur tersebut
4.
Melakukan
perlakuan yang sama untuk telur dengan masa inkubasi 48 jam dan 72 jam.
D.
Hasil Pengamatan
Waktu Inkubasi
|
Gambar
Pengamatan
|
Gambar
Pembanding
|
24 Jam
|
![]() |
![]()
Sumber: http://embriologi41.blogspot.com
|
48 Jam
|
![]() |
![]()
Sumber: http://embriologi41.blogspot.com
|
72 Jam
|
![]() |
![]()
Sumber: http://embriologi41.blogspot.com
|
E.
Pembahasan
Pada Pengamatan
perkembangan embrio ayam dengan masa inkubasi 24, 48 dan 72 jam mengalami
kegagalan. Hal ini disebabkan karena kondisi telur yang tidak memungkinkan
untuk perkembangan embrio. Selain itu, juga dapat disebabkan oleh suhu
inkubator yang tidak sesuai untuk perkembangan embrio. Pada inkubasi 24 jam
tidak dijumpai adanya embrio. Pada inkubasi 48 Jam dan 72 jam yang terbentuk
hanya rongga segmentasi. Padahal menurut teori, yaitu:
a.
Masa
Inkubasi 24 Jam
Pada embrio inkubasi 24 jam, mesoderm telah membentuk 4-5
pasang somit mesoderm yang terdapat di kiri dan kanan notokhor di bagian tengah
janin. Organ yang dapat terlihat dalam stadium 24 jam inkubasi adalah area
embrional, area pellusida, area ovaka vaskulosa, area ovaka vitelin, lipatan
neural, usus depan, somit dan daerah primitive, proamnion, dan keping darah (Cipta,
2012).
b.
Masa
Inkubasi 48 Jam
Telur ayam inkubasi 48 jam, lipatan kepala dari embrio
dibangun oleh semua lapisan embrional yaitu ectoderm, mesoderm. dan
endoderm. Karena bagian kepala terangkat dari blastoderm, maka ectoderm trut
maju ke muka. Dengan demikian, ectoderm merupakan sutu bumbung di dalam lipatan
kepala. Bagian yang terbuka yang berhubungan dengan yolk ialah usus tengah. .
Usus belakang dibentuk dengan cara yang sama seperti usus depan. Dengan
tumbuhnya embrio ke muka, maka usus pun turut tumbuh ke muka. Pada bagian
paling endoderm dari usus depan bersentuhan langsung dengan ectoderm, ini tidak
dihalangi oleh mesoderm. Bagian inilah yang disebut plat oral. Pada stadium 48
jam inkubasi dapat diamati yaitu: Tabung otak telah terbagi menjadi 5 gelembung
otak (Cipta, 2012).
c.
Masa
Inkubasi 72 Jam
Telur ayam inkubasi 72 jam, bahwa pada inkubasi 72 jam
embrio ayam mengalami pelekukan servikal, sehingga daerah rhombesenfalon
berada di sebelah dorsal dan telensephalon mendekati perkembangan jantung.
Lipatan kepala makin berkembang ke arah posterior. Peristiwa 72 jam
inkubasi pada telur ayam yaitu ganglion kranial dan pasangan saraf kranial, di
daerah fentrolateral metensefalon terdapat bagian ganglion lima, dan nervus
trigeminus yang memprasarafi mata dan daerah branchial dan sistem saraf dan organ
indra, telensefalon tampak lebih jelas dibedakan diensefalon, telensefalon
mengalami proses penggembungan dan nantinya akan berkembang menjadi serebri. Embrio ayam hari
ketiga (inkubasi 72 jam) jantung terbentuk dan berdenyut serta bentuk embrio
sudah mulai tampak. dapat dilihat gelembung bening, kantung amnion, dan awal
perkembangan alantois. Gelembung-gelembung bening tersebut nantinya akan
menjadi otak. Sementara kantong amnion yang berisi cairan warna putih berfungsi
melindungi embrio dari goncangan dan membuat embrio bergerak bebas (Cipta,
2012).
F.
Kesimpulan
Adapun
kesimpulan pada praktikum ini adalah sebagai berikut :
1.
Lapisan
embrional yang membentuk bakal organ pada embrio ayam yaitu lapisan ectoderm,
mesoderm dan endoderm
2.
Tahap
pembentukan organ pada berbagai umur embrio ayam yaitu pada embrio ayam yang
telah diinkubasi 24 jam telah terbentuk area
embrional, area pellusida, area ovaka vaskulosa, area ovaka vitelin, lipatan
neural, usus depan, somit dan daerah primitive, proamnion, dan keping darah.
Pada embrio ayam yang telah inkubasi 48 jam telah terbentuk lipatan kepala dari
embrio yang dibangun oleh semua lapisan embrional yaitu ectoderm,
mesoderm. dan endoderm serta tabung otak telah terbagi menjadi 5
gelembung otak. Sedangkan pada embrio ayam yang diinkubasi 72 jam telah
terlihat ganglion kranial dan pasangan saraf kranial, di daerah fentrolateral
metensefalon terdapat bagian ganglion lima, dan nervus trigeminus yang
memprasarafi mata dan daerah branchial dan sistem saraf dan organ indra
G.
Saran
Adapun saran
yang dapat diberikan pada praktikum ini adalah sebaiknya dalam melaksanakan
tiap-tiap tahapan pada praktikum ini harus dilakukan dengan cermat dan teliti,
termasuk saat memilih telur yang akan digunakan atau yang akan diinkubasi. Agar
tidak terjadi kesalahan yang dapat mempengaruhi hasil pengamatan pada saat
praktikum.
DAFTAR PUSTAKA
Adnan. 2006. Reproduksi dan Embriologi. Makassar:
Universitas Negeri Makassar.
Adnan dan Andi
Mu’nisa. 2013. Penuntun Praktikum
Perkembangan Hewan. Makassar: Universitas Negeri Makassar.
Campbell. Neil
A. 2004. Biologi Jilid III. Jakarta
Erlangga.
Cipta,
Dyah. 2012. Perkembangan Embrio Ayam.
http://dyhcpta. blogspot.com. Diakses pada
Tanggal 12 Desember 2013.
Ferial,
Eddyman W. 2012. Reproduksi
dan Embriologi. Makassar: t.p.
Borgata Hotel Casino & Spa - Mapyro
BalasHapusBorgata Hotel Casino & Spa · The Water 대구광역 출장샵 Club · Harrah's Resort Atlantic 제천 출장샵 City · Borgata Hotel Casino & Spa 양산 출장안마 · 태백 출장마사지 Harrah's Atlantic City Hotel & Casino. 영천 출장마사지