Potensial Air pada Jaringan Kentang

BAB I
PENDAHULUAN



A.    Latar Belakang
Berat tubuh organisme terdiri atas 80% air.  Air merupakan suatu molekul yang sederhana, terdiri dari 1 atom oksigen (0) dan 2 atom hydrogen (H), sehingga berat molekulnya hanya 18 g/mol. Terlepas dari kesederhanaan komposisi atom penyusunnya dan ukuran molekulnya yang kecil, molekul air mempunyai beberapa karakteristik yang unik. Karakteristik tersebut disebabkan karena rangkaian kedua atom H pada atom O (yang berada di tengah) tidak membentuk garis lurus. Rangkaian ini membentuk sudut 105o. besarnya sudut ini selalu sama jika air dalam bentuk padat es), tetapi agak bervariasi jika air dalam bentuk cair, walaupun rata-rata besar sudutnya tetap 105o.
Tumbuhan akan berkembang secara normal dan tumbuh subur serta aktif apabila sel-selnya dipenuhi air. Jika pada waktu perkembangannya, tumbuhan kekurangan suplai air maka kandungan air dalam tumbuhan menurun dan laju perkembangannya yang ditentukan oleh laju semua fungsi-fungsi yang juga menurun. Jika keadaan kekeringan ini berlangsung lama maka akan dapat mematikan tumbuhan.
Kekurangan air akan mengganggu proses kimiawi di dalam sel tumbuhan, karena air merupakan kompenen atau zat yang diperlukan dalam proses fotosintesis. Pergerakan air di dalam sel dipengaruhi oleh besarnya potensial air di dalam sel tersebut. Air akan bergerak dari potensial tinggi ke potensial rendah. Memahami potensial air sel tumbuhan merupakan salah satu kunci untuk memahami fungsi seluler. Untuk mengukur besarnya potensial air dapat dilakukan dengan metode Chardakov, yaitu berdasarkan perubahan kekentalan larutan maupun dengan teknik gravimetrik, yaitu berdasarkan perubahan berat jaringan.
Berdasarkan hal tersebut dapat diketahui bahwa air merupakan hal yang tidak dapat dipisahkan dari tumbuhan. Besarnya potensial air juga menjadi penentu dalam proses pergerakan air. Oleh karena itu sangat penting untuk melakukan praktikum yang terkait dengan potensial air agar dapat diperoleh pengetahuan yang lebih banyak lagi mengenai potensial air pada jaringan tumbuhan dengan menggunakan metode Chardakov dan teknik gravimetrik
B.     Tujuan
Adapun tujuan dari pelaksanaan praktikum ini adalah untuk mengukur nilai potensial air jaringan umbi kentang dengan menggunakan metode Chardakov dan teknik gravimetrik.
C.    Manfaat
Adapun manfaat yang dapat diperoleh dari pelaksanaan praktikum ini adalah dapat mengetahui nilai potensial air jaringan umbi kentang dengan menggunakan metode Chardakov dan teknik gravimetrik.












BAB III
TINJAUAN PUSTAKA


Menurut Harwati (2007), dalam fisiologi tumbuhan air merupakan hal yang sangat penting. Peranan air dalam pertumbuhan dan perkembangan tanaman, yaitu :
1.      Air merupakan bahan penyusun utama dari pada protoplasma. Kandungan air yang tinggi aktivitas fisiologis tinggi sedang kandungan air rendah aktivitas fisiologisnya rendah (Kramer dan Kozlowsksi, 1960).
2.      Air merupakan reagen dalam tubuh tanaman, yaitu pada proses fotosintesis.
3.      Air merupakan pelarut substansi (bahan-bahan) pada berbagai hal dalam reaksi-reaksi kimia (Kramer dan Kozlowski, 1960).
4.      Air digunakan untuk memelihara tekanan turgor.
5.      Sebagai pendorong pross respirasi, sehingga penyediaan tenaga meningkat dan tenaga ini digunakan untuk pertumbuhan.
6.      Secara tidak langsung dapat memelihara suhu tanaman.
Di dalam sel-sel tumbuhan terkandung banyak air. Air mempunyai sifat-sifat penting yang mendukung fungsi hidup bagi sel tumbuhan, yaitu:
1.      Air merupakan pelarut yang baik, air mampu melarutkan lebih banyak bahan daripada zat cair pada umum lainnya. Hal ini disebabkan karena air memiliki tetapan dielektrik yang termasuk paling tinggi, yaitu suatu ukuran kemampuan untuk menetralkan tarik menarik antar muatan listrik. Sehingga, air menajdi pelarut yang amat kuat bagi elektrolit dan molekul polar (Ismail, 2014).
2.      Berbentuk cair pada suhu ruang, molekul air berbentuk cair pada suhu ruang tersebut disebabkan karen adanya ikatan hidrogen antara molekul-molekul air. Sehingga, tiap molekul air tidak mudah menguap (Lakitan, 2011).
3.      Panas spesifik yang tinggi, panas spesifik molekul air merupakan jumlah energi yang dibutuhkan untuk menaikkan suhu 1 gram air murni. Tumbuhan banyak mengandung air di dalam sel-selnya. Oleh karena itu, suhu tumbuhan relatif stabil (Lakitan, 2011).
4.      Panas laten peleburan yang tinggi, untuk membekukan air diperlukan energi yang sangat panas. Sehingga, pembentukan kristal es dalam sel sangat kecil kemungkinannya (Ismail, 2014).
5.      Viskositas rendah, air memiliki viskositas atau kekentalan yang rendah. Sehingga, air dapat mengalir dengan mudah dalam jaringan tumbuhan. Viskositas air akan menurun jika suhunya meningkat (Lakitan. 2011).
6.      Adanya kohesi dan adhesi, karena sifat polarnya, air tertarik ke banyak bahan lain. Molekul protein dan polisakarida dinding sel tumbuhan sangat polar. Dengan adanya adhesi dan kohesi maka akan memberikan air akan memiliki kekuatan regang yang luar biasa besarnya, yaitu kemampuan menahan regangan tanpa putus (Ismail, 2014).
Kelangsungan hidup sel tumbuhan bergantung pada kemampuannya untuk menyeimbangkan pengambilan dan pengeluaranair. Pengambilan atau pengeluaran netto air oleh suatu sel terjadi melalui osmosis, yaitu transport pasif air melewati suatu membran. Air akan bergerak akibat osmosis dari arah hipotonik ke arah hipertonik. Akan tetapi dalam kasus sel tumbuhan, kehadiran dinding sel menjadi faktor kedua yang mempengaruhi osmosis tersebut, adanya tekanan fisik merupakan faktor pertama. Pengaruh gabungan dari kedua faktor ini yaitu konsentrasi zat terlarut dan tekanan yang disebut potensial air (water potensial). Komponen potensial dalam potensi air mengacu pada energi potensial, yaitu kapasitas untuk melaksanakan kerja ketika air bergerak dari daerah dengan á´ª yang lebih tinggi ke daerah dengan á´ª lebih rendah. Keadaan ini adalah suatu kasus khusus mengenai kecenderungan umum pada sistem untuk berubah secara spontan menuju pada keadaan energi bebas terendah. (Campbell, 2002).
Proses pergerakan cairan atau transportasi air di dalam sel tumbuhan berlangsung dengan cara osmosis. Osmosis merupakan difusi air melintasi membran semipermeable dari daerah dimana jumlah molekul air lebih banyak ke daerah dengan jumlah molekul air yang lebih sedikit. Proses osmosis ini sangat ditentukan oleh potensial kimia air atau potensial air, yang menggambarkan kemampuan molekul air untuk dapat melakukan difusi (Ismail, 2014).
Osmosis dapat diukur dengan menggunakan potensial air (PA). Potensial air adalah kemampuan air untuk melakukan pergerakan. Air berpindah dari larutan dengan potensial air yang lebih tinggi ke larutan dengan potensial air dengan PA yang rendah. Air murni mempunyai nilai potensial air 0, yang merupakan nilai potensial air tertinggi. Semua larutan mempunyai potensial air kurang dari 0. Sehinga, semakin tinggi konsentrasil suatu larutan, nilai potensial air semakin       kecil (Ismail, 2014).
Konsep potensial air memiliki dua kegunaan yang prinsipil. Pertama, potensial air mengatur banyaknya air yang mengalir melalui membran sel. Secara spesifik perbedaan potensial air melalui sebuah membran menyebabkan terjadinya pergerakan air melalui proses osmosis. Dengan beberapa batasan penting, perbedaan potensial air menyebabkan pergerakan air melalui jaringan-jaringan multiseluler. Kedua, potensial air dapat digunakan untuk mengukur status air dari sebuah    tanaman (Charloq, 2005).
Untuk mengukur potensial air dapat digunakan dua metode. Metode pertama, yaitu dengan menggunakan perubahan berat jaringan disetiap larutan. Kekurangan dari metode ini tidak dapat menggambarkan perubahan potensial. Metode yang kedua yaitu metode Chardakov. Metode ini, sedikit lebih rumit dari metode yang pertama. Metode ini dapat menggambarkan secara jelas perubahan kepadatan larutan. Hal ini terlihat dengan jelas melalui pergerakan zat warna. Zat warna dapat terlihat tenggelam, mengapung, maupun, melayang jika dimasukkan ke dalam larutan sukrosa dengan konsentrasi yang sama dengan larutan yang berisi jaringan kentang. Kepadatan larutan yang berisi jaringan kentang tetap apabila zat warna berada di posisi melayang, kepadatan meningkat apabila zat warna di posisi tenggelam, dan kepadatan berkurang apabila zat warna berada di posisi mengapung. Tetapi, untuk data yang lebih akurat penentuan perubahan kepadatan laurutan dapat digunakan refraktometer (Ismail, dkk, 2014).

























BAB III
METODE PRAKTIKUM


A.      Waktu dan Tempat
Adapun waktu dan tempat pelaksanaan praktikum ini adalah sebagai berikut:
Hari/ Tanggal          : Rabu/ 16 April 2014
Pukul                      : 13.00-16.00 WITA
Tempat                   : Laboratorium Biologi Lantai III Barat
                                 Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
                                 Universitas Negeri Makassar.
B.     Alat dan Bahan
1.      Alat
a.       Tabung Reaksi                 : 14 Buah
b.      Neraca Analitik                : 1 Buah
c.       Pipet Tetes                       : 7 Buah
d.      Silet                                  : 1 Buah
e.       Pulpen                              : 1 Buah
2.      Bahan
a.       Jaringan Kentang
b.      Metilen Blue
c.       Tissue






C.    Prosedur Percobaan
1.      Metode Chardakov
      
       
a.       Menyiapkan 10 cm3 larutan sukrosa 0,10M; 0,15M; 0,20M; 0,30M; 0,40M, dan 0,50M.
          
          
b.      Memberi label pada tabung.

          
c.       Memotong 10 kentang, dengan panjang sisi 0,5 cm.

          
d.      Menimbang kentang dan sesuaikan panjang kentang agar beratnya mencapai 0,75g.
          
           
e.       Memasukkan jaringan kentang ke dalam tabung yang berisi larutan sukrosa.
      
        
f.       Menunggu selama 15 menit
           


g.      Menambahkan larutan metilen blue ke dalam tabung reaksi yang berisi jaringan kentang.

           
h.      Mengambil larutan yang yang telah diberi metilen blue. Dan memasukkan larutan tersebut ke dalam larutan sukrosa yang memiliki konsentrasi sama.
(Mengamati pergerakan larutan biru)








2.      Teknik Gravimetrik
      
       
a.       Menyiapkan 10 cm3 larutan sukrosa 0,10M; 0,15M; 0,20M; 0,30M; 0,40M, dan 0,50M.
          
          
b.      Memberi label pada tabung.

          
c.       Memotong 10 kentang, dengan panjang sisi 0,5 cm.

         


d.      Menimbang kentang dan sesuaikan panjang kentang agar beratnya mencapai 0,75g.
          
           
e.       Memasukkan jaringan kentang ke dalam tabung yang berisi larutan sukrosa.

        
f.       Menunggu selama 15 menit
           
         

g.      Mengeringkan jaringan kentang.

           
h.      Mengukur berat jaringan kentang setelah dimasukkan ke dalam larutan sukrosa.
Dan membandingkannya dengan berat awal










BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN


A.    Hasil Pengamatan
1.      Metode Chardakov
Kelompok
Konsentrasi (M)
Pengamatan
1
0,1
Melayang
2
0,15
Melayang
3
0,20
Melayang
4
0,25
Melayang
5
0,30
Mengapung
6
0,40
Mengapung
7
0,5
Mengapung
8
0,1
Mengapung
9
0,3
Mengapung
10
0,5
Mengapung










2.      Teknik Gravimetrik
Kelompok
Konsentrasi (M)
Berat Awal (gram)
Berat Akhir (gram)
1
0,1
0,75
0,85
2
0,15
0,75
0,90
3
0,20
0,75
0,90
4
0,25
0,75
0,80
5
0,30
0,75
0,85
6
0,40
0,75
0,70
7
0,5
0,75
0,80
8
0,1
0,75
0,80
9
0,3
0,75
0,80
10
0,5
0,75
0,55

B.     Pembahasan
1.      Metode Chardakov
Dari tabel pengamatan yang diambil dari data kelas, terlihat bahwa pada konsentrasi 0,1M (Kelompok 1); 0,15M (Kelompok 2); 0,20M (Kelompok 3), dan 0,25M (Kelompok 4) posisi larutan biru yang dimasukkan ke dalam tabung reaksi yang berisi larutan sukrosa dengan konsentrasi yang sama dengan larutan yang digunakan untuk merendam kentang adalah melayang. Hal ini menunjukkan bahwa kepekatan larutan tetap atau konsentrasi larutan tidak mengalami perubahan selama proses perendaman jaringan tetap.
Kemudian, pada konsentrasi 0,30M (kelompok 5); 0,40M (Kelompok 6); 0,5M (kelompok 7); 0,1M (kelompok 8); 0,30M (kelompok 9), dan 0,5M (kelompok 10) posisi larutan biru yang dimasukkan ke dalam tabung reaksi yang berisi larutan sukrosa dengan konsentrasi yang sama dengan larutan yang digunakan untuk merendam kentang adalah mengapung. Hal ini menunjukkan bahwa terjadi perubahan konsentrasi pada larutan selama proses perendaman jaringan akibat proses osmosis. Potensial air pada larutan yang lebih rendah daripada potensial air pada jaringan kentang menyebabkan air keluar dari jaringan kentang sehingga larutan menurun kepekatannya.
Di sini terlihat perbedaan pengamatan yang dilakukan oleh kelompok 1 dan kelompok 8 dengan konsentrasi larutan sukrosa yang sama. Dari hasil analisis data dan dari referensi, seharusnya posisi larutan biru yaitu tenggelam karena potensial air jaringan kentang lebih rendah daripada potensial air pada sukrosa 0,1M. Sehingga, air akan masuk ke dalam kentang dan kepekatan larutan menjadi meningkat.
Berdasarkan teori, air mengalir dari potensial air tinggi ke potensial air rendah. Kemudian, semakin tinggi konsentrasi larutan maka semakin kecil potensial air. Jadi, dari konsentrasi larutan yang digunakan, potensial air terbesar pada konsentrasi 0,1M. (Ismail, 2014).
2.      Teknik Gravimetrik
Dari tabel pengamatan, terlihat bahwa terjadi peningkatan berat jaringan kentang setelah direndam dalam larutan sukrosa dengan konsentrasi 0,1M; 0,15M; 0,20M; 0,25M, dan 0,30M. Hal ini menunjukkan bahwa potensial air pada larutan sukrosa lebih besar daripada potensial air yang berada pada jaringan kentang. Sehingga, air akan masuk ke dalam jaringan kentang dan menambah berat kentang. Namun, harusnya perubahan berat kentang yang direndam pada larutan dengan konsentrasi 0,1M lebih besar daripada  konsentrasi lainnya
Berdasarkan teori, air mengalir dari potensial air tinggi ke potensial air rendah. Kemudian, semakin tinggi konsentrasi larutan maka semakin kecil potensial air. Jadi, dari konsentrasi larutan yang digunakan, potensial air terbesar pada konsentrasi 0,1M. (Ismail, 2014).
Kemudian, jaringan kentang yang direndam pada larutan sukrosa dengan konsentrasi 0,4M dan 0,5M mengalami penurunan. Hal ini menunjukkan bahwa potensial air di dalam sel kentang lebih besar daripada potensial air pada larutan sukrosa. Sehingga, air akan keluar dari jaringan kentang dan beratnya pun berkurang.























BAB V
PENUTUP


A.    Kesimpulan
Untuk mengukur potensial air dapat digunakan dua metode. Metode pertama, yaitu dengan menggunakan perubahan berat jaringan disetiap larutan dan yang kedua dengan metode Chardakov. Semakin tinggi konsentrasi larutan maka semakin kecil potensial air. Pergerakan air di dalam jaringan tumbuhan dari potensial air tinggi ke potensial air rendah.
B.     Saran
Adapun saran untuk kegiatan praktikum, yaitu sebaiknya dalam melakukan praktikum ini harus dilakukan dengan teliti sehingga tidak terjadi kesalahan data hasil pengukuran.














DAFTAR PUSTAKA


Campbell, Neil A., Jane B. Reece, dan Lawrence G. Mitchell. 2002. Biologi jilid II. Jakarta: Erlangga.
Charloq dan Hoq Setiado. 2005. Analisis Stres air terhadap Pertumbuhan Bibit Karet Unggul (Hevea brasiliensis Muell. Arg). Jurnal Komunikasi Penelitian Vol. 17 (Hal 6).
Harwati, Tri Ch. 2007. Pengaruh Kekurangan Air (Water Deficit) Terhadap Pertumbuhan dan Perkembangan Tanaman Tembakau. Jurnal Inovasi Pertanian Vol. 6, No. 1 (Hal 44 - 51).
Ismail, dkk. 2014. Practical Guidance for Plant Physiologi. Makassar: Universitas Negeri Makassar.
Ismail dan Hartono. 2014. Fisiologi Tumbuhan Bagian I. Makassar: Universitas Negeri Makassar.
Lakitan, Benyamin. 2011. Dasar-Dasar Fisiologi Tumbuhan.  Jakarta: Rajawali pers.






Komentar

Postingan populer dari blog ini

perkembangan embrio ayam

Laporan Regenerasi